Jakarta (radiotemansejati) – Dalam upaya mempercepat realisasi pembangunan Masjid Agung Solok Selatan di Sungai Lambai, yang lahannya masih dikuasai oleh PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) melalui anak perusahaannya Mitra Kerinci, Bupati Solok Selatan, H. Muzni Zakaria menemui Direktur Utama PT RNI, Didiek Prasetyo di Kantor Pusat RNI Holding, Kuningan Jakarta.
Dalam pertemuan ini dihasilkan beberapa komitmen diantaranya adalah komitmen Mitra Kerinci untuk membantu pembebasan lahan yang akan digunakan untuk pembangunan Masjid Agung Solok Selatan. Adapun mekanisme yang digunakan adalah tukar guling lahan.
“Bahan (proposal tukar guling) sudah diterima, biasanya tidak terlalu ribet, yang penting jelas. Dan tinggal menunggu persetujuan menteri (Menteri Badan Usaha Milik Negara / BUMN)” jelas Didiek.
H. Muzni juga berkomitmen bahwa tanah tersebut tidak akan digunakan untuk keperluan yang lain hanya untuk Masjid Agung Solsel.
“Tanah yang digunakan bukan untuk rumah dinas Bupati, hanya untuk mesjid” ujar H. Muzni. Dan pernyataan ini diperkuat dengan pembuatan surat pernyataan yang ditandatangani oleh Bupati Solok Selatan, dan disetujui oleh DPRD Solsel.
Bahkan H. Muzni menjanjikan lahan pengganti akan lebih luas dari pada lahan mitra kerinci yang terpakai.
Hadir dalam pertemuan tersebut Direktur Pegembangan Usaha dan Investasi PT RNI, Agung P. Murdanoto, Direktur PT Mitra Kerinci, Yosdian Adi, dan Kepala Dinas Pertanian Solok Selatan, Tri Handoyo.
Seperti diketahui bahwa Kabupaten Solok Selatan akan membangun Masjid Agung Solok Selatan dengan luas lahan mencapai 4,6 hektar dengan anggaran Rp 55 miliar. Direncanakan akan dibangun di wilayah perkebunan Mitra Kerinci, Sungai Lambai. Masjid yang akan dilengkapi juga dengan payung raksasa seperti di Masjid Nabawi ini akan memiliki kapasitas hingga 1500 jamaah.
Didukung dengan latar belakang Gunung Kerinci dan perkebunan teh hijau terbesar se Asia Tenggara, diyakini masjid ini akan mampu menjadi salah satu ikon pariwisata religi sumatera barat.