KPGD (radiotemansejati) – Ade Eka Maiputri (ade) baru saja menerima tanda kelulusan dari perjuangannya selama tiga tahun di SMAN 5 Solok Selatan. Perjuangan keras tak pantang menyerah telah menjadi menu sehari-hari yang ia alami sejak masih kecil. Ketika ia masih mengenyam bangku SD, ayahnya sudah merantau jauh dari rumahnya, hanya tinggal ibu dan adiknya yang menemaninya. Sampai saat ini ayahnya tak pernah kembali.
Plt Kepala SMAN 5 Solok Selatan, Hasbianto menjelaskan bahwa Ade merupakan salah satu dari sekian banyak siswa berprestasi yang dijemput oleh SMAN 5 Solok Selatan untuk mau bersekolah. Sekolah memberikan beasiswa penuh kepadanya sampai ia lulus. “Kami tidak ingin ada anak-anak berprestasi yang tidak bisa mengenyam pendidikan SMA karena alasan biaya” ujarnya.
Ade menceritakan bahwa rumah tinggalnya di Ulu Suliti jauh dari jalan raya sehingga membuatnya harus berjalan kaki berjuang menempuh perjalanan dari rumah samapi kejalan raya untuk kemudian disambung dengan angkot agar sampai ke sekolah. Semua kesulitan tersebut tidak menyurutkan semangatnya. “saya harus berangkat pagi sekali agar tidak sampai terlambat kesekolah” semangatnya.
Untuk memenuhi biaya sehari-harinya, Ade bekerja sebagai pramuniaga di salah satu rumah makan di ulu suliti. Sepulang sekolah dan istirahat sejenak segera ia pergi ketempat bekerja dengan membawa serta buku-buku pelajarannya. Di sana ia bekerja hingga tengah malam, namun disaat-saat lengang ia selalu belajar pelajarannya. “tidak setiap hari saya masuk kerja, karena di rumah makan tersebut menggunakan sistem shift” jelasnya.
Pada hari Sabtu dan Minggu disaat teman sebayanya bermain dan beristirahat ia malah bekerja mulai dari jam 6 sore sampai dengan jam 6 pagi. Semua ia lakukan untuk memenuhi biaya sehari-hari dirinya dan ibunya. Semua ini ia lakukan dengan penuh optimisme tidak sedikitpun ada kata menyerah dalam kamusnya.
Saat ini Ade telah diterima di Universitas Hasanuddin, Makassar jurusan Sosiologi melalui jalur SNMPTN dan mendapatkan beasiswa penuh melalui program Bidik Misi dari pemerintah RI. Ia diharuskan mendaftar ulang dan sampai di Makassar pada tanggal 16 April 2017. Ia telah berusaha untuk mengumpulkan semua uang yang ia miliki dan berusaha untuk mencari bantuan, namun belum mencukupi. Saat ini ia membutuhkan sedikitnya Rp 2 jt untuk bisa sampai Makassar dan sebagai pegangan awal.
Kami tergelitik mengajukan pertanyaan kepadanya, kenapa harus jauh-jauh sampai Makassar. Dengan pelan namun tegas ia menjawab “Ayah saya asli Makassar, terakhir kami mendapatkan informasi beliau ada disana. Sambil kuliah, saya sangat ingin sekali bertemu dengannya” ujarnya.
Ia juga sudah memikirkan bagaimana hidup disana. “pertama saya akan cari rumah makan padang yang ada disekitar kampus. Saya coba untuk mengajukan lamaran bekerja disana. Semoga Allah SWT menuntun kaki ini kepada sesuatu yang lebih baik” harapnya.