Solok selatan (radiotemansejati) – Masyarakat Kabupaten Solok Selatan kembali mendapat penghargaan dari Pemerintah Pusat, melalui Bupati Solok Selatan, H. Muzni Zakaria atas keberhasilan menyelenggarakan Kabupaten/Kota Sehat Tahun 2017, dengan klasifikasi Swasti Saba Padapa (pemantapan kabupaten sehat-red). Sebelumnya Masyarakat Solsel juga mendapat penghargaan Juara 1 API, katergori kampung adat.
Prosesi pemberian penghargaan untuk masyarakat Solok Selatan bidang pemantapan kabupaten sehat (Swasti Saba Padapa) tersebut, bersamaan dengan diberikan pula pada 18 kabupaten lain se-Indonesia dalam kategori yang sama oleh Pemerintah. Turut hadir dan memberikan motivasi, pada tiga gubernur, dan 122 Bupati/Wali Kota se-Indonesia penerima penghargaan Swasti Saba, di gedung Sasana Bakti Paraja, Kemendagri itu, Selasa (28/11), Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K).
Penghargaan, Swasti Saba Padapa untuk Solok Selatan, yang diterima Bupati H. Muzni Zakaria, diantaranya tropi Swasti Saba Padapa diserahkan oleh Dr. Diah Indrajati.MSc. Dirjen Bina Bangda Kemendagri, tanda Penghargaan Swasti Saba Padapa diserahkan, oleh Dr. Pattiselano Roberth Johan, Mars, Staf Ahli Bidang Desentralisasi Kesehatan dan Sertifikat Swasti Saba Padapa diserahkan oleh Dr. Anung Sugihantono, M. Kes, Dithjen Kesmas.
Bupati H. Muzni Zakaria didampingi Kadis Kesehatan Solsel, Dr. H. Novirman, SKM, Ketua Forum Kabupaten Sehat Solsel, Afrizal Amir, mengungkapkan rasa terima kasih dan bangganya pada masyarakat Solok Selatan yang telah memperlihatkan usaha-usaha perbaikan kehidupan, terutama bidang kesehatan, yang hari ini, diberi penghargaan oleh Pemerintah Pusat.
Penghargaan Swasti Saba Padapa yang diraih Solsel ini, setelah dua tatanan kesehatan mampu dilakukan oleh masyarakat. Pertama tatanan Kawasan Permukiman Sarana dan Prasarana Sehat, kedua tatanan Kehidupan Masyarakat Sehat Mandiri.
Kedepan bupati berharap pada masyarakat dengan dukungan OPD terkait dilingkungan Pemkab. Solsel bersama Forum Kabupaten Sehat dapat mempertahankan predikat Swasti Saba Padapa ini. Artinya sudah dua kali Solsel, mengiktui penilaian kabupaten sehat, kali keduanya baru berhasil.
“ keberhasilan ini merupakan usaha masyarakat dalam melakukan upaya-upaya hidup sehat dengan kategori dua tatanan tadi,” kata Muzni Zakaria.
Sementara itu, Kadis Solsel, Dr. H. Novirman menyikapi keinginan bupati untuk mempertahankan dan meningkatkan tatanan penilaian kabupaten sehat, tentu dibutuhkan kesinergian antara Forum Kabupaten Sehat dengan OPD terkait lainnya.
Pasalnya, dalam penilaian untuk tatanan berikutnya yaitu Swasti Saba Wiwerda setelah Swasti Saba Padapa ini, akan banyak melibatkan OPD lain. Karena untuk wiwerda, minimal, 4 tantanan dari 9 tatanan yang dipersyarakat untuk dinilai. Empat tatanan tersebut diantaranya, pemukiman sarana dan prasarana sehat, kehidupan masyarkat yang sehat dan mandiri, pariwisata sehat, ketahanan pangan dan gizi.
Ditambahkan, Novirman, penilaian kabupaten dan kota sehat ini adalah suatu daerah yang bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni penduduk yang dicapai melalui terselenggaranya penerapan beberapa tatanan dan kegiatan yang terintegrasi dan telah disepakati masyarakat bersama pemerintah daerahnya.
Artinya usaha untuk hidup sehat itu, bukan muncul dari pemerintah sendiri, akan tetapi dimulai dan di ingini oleh masyarakat itu sendiri secara mandiri. Sehingga kedepan pemerintah menjadi motifator dan pendukung kebutuhan yang tidak bisa terpenuhi oleh masyarakat.
Sukses pelaksanaan kabupaten/kota sehat ini tidak terlepas dari peran serta pengurus Forum Kabupaten Sehat, Forum Kecamatan Sehat dan Forum Nagari Sehat, kata Novirman.
Sementara itu Ketua Forum Kabupaten Sehat Solok Selatan, Afrizal Amir, kepada Bupati berharap banyak untuk dapat memberi dukungan lebih serius lagi melalui OPD terkait data dan kegiatan yang termasuk kategori tatanan penilaian di Solok Selatan
Selama ini bukan tidak ada dukungan dari OPD, tapi masih terkesan lambat dan menganggap data ini untuk kepentingan forum semata. Maka tidak heran, baik OPD maupun anggota forum terjadi perdebatan untuk mendapat data untuk keperluan penilian kemaren, kata Afrizal Amir.
Dua tahun lagi, kita akan melakukan tahapan penilaian untuk kriteria Swasti Saba Wiwerda, setingkat lebih tinggi dari penghargaan saat ini. untuk menghadapi itu, diperlukan peningkatan koordinasi dan komunikasi dalam persiapan data penilaian. Selain itu, yang tidak kala penting, proses menjadi Kabupaten/ Kota sehat tersebut, melalui upaya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dengan mengedepankan pemberdayaan masyarakat.