Solok Selatan (radiotemansejati) – Sekretaris Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASITA) Provinsi Sumatera Barat, Budjang Rafles mengatakan Pariwisata memberikan peluang dan kesempatan bagi seluruh elemen masyarakat yang terlibat di dalamnya. Pariwisata juga tidak memandang usia dan kelamin, semua mendapatkan porsi yang sama.
“Anak-anak bisa ikut dukung pariwisata dengan belajar kesenian seperti Randai, Tari Pasambahan, dan kesenian lainnya. Ibu-ibu juga bisa turut mendukung dengan membuka kelas memasak, seperti membuat rendang, membuat puluik, dan lain-lain,” jelas Rafless pada workshop Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Profesionalisme Bidang Pariwisata Kawasan SRG di Sungai Pagu, Selasa (19/12/2017).
Ia melanjutkan untuk laki-laki remaja hingga dewasa bisa menjadi pemandu wisata di lingkungan wisata. Dan untuk ninik mamak tetap harus berperan sebagai pimpinan di kaumnya.
“Pariwisata bukan lagi memasukkan budaya dari luar negeri, namun budaya kita lah yang harus ditonjolkan, di “jual” kepada para wisatawan yang datang ke tempat kita,” tambah pemilik usaha tigo balai tour ini.
Ia menilai Kawasan Saribu Rumah Gadang (SRG) sangat berpotensi untuk dikembangkan karena sudah memiliki modal budaya, keunikan, dan keindahan yang tidak bisa di lihat ditempat lainnya. Ia menuturkan Kawasan SRG hanya perlu menyelaraskan setiap elemen yang ada di dalamnya.
“Setiap elemen harus mengerti pekerjaannya masing-masing, Pokdarwis, Homestay, BUMNag, Karang Taruna, Ninik Mamak harus duduk sama-sama membahas apa saja yang bisa diperbuat,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah Solok Selatan, Yulian Efi juga menginginkan agar para elemen di kawasan SRG mampu menciptakan lingkungan pariwisata. “pemerintah siap mendukung upaya-upaya positif untuk memajukan parwisata di Solok Selatan,” ujarnya.
Kepala Bidang Pengembangan dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Solsel, Denny Yuliandra mengatakan pada acara tersebut Dinas Pariwisata akan memberikan pembagian kerja pada masing-masing elemen masyarakat di Kawasan SRG.
“Pembagian diperlukan agar tidak ada lagi yang saling tumpang tindih dalam membangun Kawasan Saribu Rumah Gadang, sehingga nantinya terbentuk pariwisata yang baik di SRG,” harapnya.