
Solok Selatan – Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh resmi dioperasikan hari ini, Senin (17/2) di Pekonina, Solok Selatan. PLTP Tahap I dengan kapasitas produksi 85 MW tersebut mampu menerangi 340rb rumah tangga.
“Apabila rata-rata rumah tangga menggunakan daya sebesar 900 VA maka PLTP Muara Laboh mampu menerangi 340 rb pelanggan rumah tangga,” ujar CEO PT. Supreme Energy Muara Laboh (SEML), Nisriyanto di lokasi peresmian.
Ia menambahkan listrik dari pembangkit tersebut sudah mulai disalurkan kepada Perusahaan Listrik Negara (PT PLN) sejak 16 Desember 2019.
“Listrik tersebut akan masuk ke jaringan Sumatra dan akan mengalir mulai dari utara hingga Selatan Sumatera,” terangnya.
Selain itu, menurutnya PLN juga sudah menyediakan Gardu Induk Pekonina dengan kapasitas 24 MW khusus untuk pengguna listrik Solok Selatan.
Dijelaskannya, PLTP Muara Laboh Tahap I dibangun dengan nilai Investasi sebesar US$ 580 Juta atau senilai Rp. 8 Triliun.
“Tahap konstruksi memakan waktu hingga 3 tahun dengan total 12 sumur, Alhamdulillah saat ini sudah berhasil berproduksi,” tuturnya.
PT SEML akan menjalani kontrak jual beli listrik dengan PT PLN selama 30 tahun terhitung semenjak di tanda tangani serah terima listrik pertama kali pada tanggal 16 Desember 2019.
Peresmian PLTP Muara Laboh dihadiri oleh Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Plt Bupati Solok Selatan Abdul Rahman, Founder & Chairman PT Supreme Energy Supramu Santosa, CEO SEML Nisriyanto, perwakilan PT PLN (Persero), ENGIE, Sumitomo Corporation, serta perwakilan pemberi dana JBIC, ADB, NEXI, Mizuho Bank, SMBC Bank, dan MUFG Bank.