Solok Selatan – Site Support Manager PT Supreme Energy Muaralabuh (SEML), Yulnofrins Napilus menjelaskan bahwa semburan uap yang keluar adalah mekanisme operasional yang normal dan merupakan uap air biasa.
“jadi uap air yang berada di kedalaman 2 sampai 3 Km itu berfluktuasi, ketika tekanannya melebihi ambang batas maka secara otomatis kelebihannya akan disalurkan ke saluran pengamanan,” ujarnya di Pekonina, Senin (22/2).
Karena sifatnya yang fluktuatif maka kejadian ini bisa saja terjadi sewaktu-waktu, walaupun tidak sering.
Dijelaskannya, pada saat penyaluran kelebihan uap tersebut memang akan menimbulkan suara yang cukup keras dan besar. Seperti yang terjadi pada tanggal 8 Januari 2021 disekitar area SS2 tersebut.
“itulah mengapa para pekerja dan kontraktor diharuskan menggunakan penutup telinga, disekitar area saluran pengamanan,” katanya.
Namun ia mengatakan suara yang timbul tersebut tidak memiliki radius yang jauh, hanya disekitaran lokasi saluran pengamanan.
Semburan uap air yang dikeluarkan, tidak berbahaya karena hanya air biasa. Kalau pun mengandung zat-zat yang berbahaya akan ada mekanisme yang sudah mengatasinya.
Sampai saat ini pihaknya mengakui belum mengetahui siapa yang mengambil video tersebut. Apakah masyarakat sekitar atau pekerja dari rekanan.
“pengambilan video tersebut dilakukan tanpa adanya ijin dari pihak kami, dan area tersebut memang terlarang bagi masyarakat,” ujarnya.
Namun pihaknya memilih kali ini untuk tidak melaporkan video tersebut kepada pihak berwajib.
“agar hal ini tidak terulang kembali, kami akan memberikan rambu-rambu yang lebih banyak lagi, seperti larangan mengambil foto dan video, dan harus ada ijin surat masuk kawasan pembangkit,” tuturnya.