Cerita Dibalik Kelas Tak Layak Pakai SDN 03 Bidar Alam

Solok Selatan – Postingan di Media Sosial tentang kelas tak layak pakai di SDN 03 Bidar Alam, Sangir Jujuan, Solok Selatan menjadi viral dan mendapat perhatian masyarakat Solok Selatan.

Di kolom komentar banyak yang mengaku terkejut masih ada sekolah yang tidak layak pakai di Solok Selatan. Dan tidak sedikit yang menyalahkan pemerintah daerah yang kurang mengawasi jalannya pendidikan di sekolah tersebut.

Insan pers yang datang meninjau langsung ke lokasi hari ini, Rabu (27/1) mendapati ternyata foto tersebut adalah bangunan lama, yang sejak 2018 ditinggalkan karena sudah ada bangunan baru yang lebih lengkap dan layak.

Bangunan baru terdiri dari enam ruang belajar, dan bertingkat serta dibangun secara permanen.

Karena pandemi covid-19 dan aturan tatap muka yang mewajibkan 50% siswa berada di kelas, maka sekolah tersebut mengalami kekurangan lokal.

“karena ingin mengejar ketertinggalan dan mengejar mutu, dan dikarenakan masih kurangnya ruang belajar dilokasi baru, maka dipakailah ruang kelas yang sudah dibuka dindingnya untuk belajar murid,” ujar Kepala SD 03 Bidar Alam, Baharuddin di Bidar Alam, Rabu (27/1).

Dalam pertemuan antara pihak sekolah dan Plt Kepala Dinas Pendidikan Solok Selatan, Nofrizon di Bidar alam, Rabu (27/1) dikemukakan bahwa selama pandemi dibutuhkan delapan ruang belajar, namun ruang belajar yang baru hanya ada enam buah.

“sehingga, pihak sekolah menggunakan bangunan lama sebagai tambahan lokal,” ujar Nofrizon.

Nofrizon juga menjelaskan bahwa pihak sekolah sudah lama ingin agar bangunan lama tersebut dihapuskan dari aset, dan dilakukan pembongkaran. Hal ini agar wajah sekolah menjadi terlihat lebih baik.

Diakui Kepala Sekolah, usulan penghapusan aset tersebut sudah sering kali diajukan kepada Dinas Pendidikan Solok selatan.

“untuk menghapus aset, diperlukan bangunan baru yang menggantikan bangunan lama tersebut. Sedangkan bangunan baru yang ada merupakan tambahan bangunan lama. Sehingga penghapusan aset belum bisa dilakukan,” ujar Nofrizon.

Sebagai solusi, pihaknya bersama sekolah mencoba mengusulkan renovasi bangunan lama atau penggantian bangunan kepada pemerintah Pusat atau melalui APBD Solok selatan.

“semoga usulan ini bisa diakomodir oleh kementerian atau APBD,” tukasnya.

 

Komentar Sahabat

Close
%d blogger menyukai ini: