Solok Selatan – Kampung Tarandam, Nagari Pasar Muaralabuh, Kecamatan Sungai Pagu, Solok Selatan, Sumatera Barat sudah dari dahulu dikenal sebagai daerah langganan banjir.
Bahkan Bupati Solok Selatan, H. Muzni Zakaria menyebutkan bahwa daerah tersebut sudah lebih dari setengah abad selalu kedatangan banjir setiap tahunnya.
Upaya pencegahan banjir terhadap daerah tersebut salah satunya adalah dengan mengajukan pengusulan memindahkan muara pertemuan antara sungai Batang Suliti dengan Sungai Batang Bangko.
Namun, pada saat kunjungan Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI, John Wempi Wetipo ke Solok Selatan, Kamis (2/1/2020), pihak PUPR menilai usulan tersebut berbahaya, karena akan meningkatkan kecepatan arus sungai hingga dua kali lipat dan bisa menyebabkan runtuhnya dinding sungai yang ada saat ini.
baca juga : Berbahaya !! pemindahan muara sungai batang suliti
Kepala Sub Direktorat Balai Sungai Wilayah Barat Kementerian PUPR, Asdin Julaidi mengungkapkan rencana pencegahan banjir di daerah kampung tarandam dengan melakukan normalisasi Sungai Batang Suliti.
“jadi begini, tahap awal kami yaitu dengan membangun Revetment atau penguatan lereng dengan menggunakan tanggul seperti yang ada di Sungai Batang Bangko saat ini,” katanya.
Dijelaskan, Pembangunan Revetment difokuskan di tebing sebelah kanan yang berada di perkampungan kampung tarandam sepanjang 1,5 Km. Lalu ditambah lagi dengan pembangun Revetment sepanjang 1 Km kearah ambayan.
“kami akan mempertahankan muara sungai yang lama, dan akan meninggikan Revetment dan memperlebarnya lebih kurang 10 meter,” jelasnya.
Ditambahkannya, tahap selanjutnya adalah memperlebar daerah ambayan yang saat ini menjadi bottle neck, dari semula 50 meter menjadi 60 meter.
Setelah ini semua selesai, sambungnya, maka akan dilihat kembali apakah masih perlu pembuatan sodetan atau pengalihan muara Sungai Batang Suliti tersebut.
“kalau memang dirasa perlu maka akan dibuat yang lebih landai, namun muara sungai yang lama tetap akan dipertahankan,” tuturnya.
Untuk pembangunan Revetment dan perlebaran ambayan diperkirakan akan menelan dana hingga Rp. 92,8 Miliar.
“ini program super prioritas, sudah sangat mendesak, karena dampak nya hampir setiap tahun mengalami banjir,” tukasnya.