Pemprov Prioritaskan Peningkatan Jalan Abai – Sungai Dareh

Solok Selatan – Pemerintah Provinsi Sumatera Barat terus memprioritaskan peningkatan jalan tembus yang menghubungkan antara Abai (Solok Selatan) dan Sungai Dareh (Dharmasraya).

Berbagai upaya untuk mendapatkan dana pembangunan terus diupayakan oleh Pemprov Sumbar. Seperti yang dilakukan pada Sabtu (30/1/21), yaitu dengan mengajak langsung tim dari Kemenko Maritim dan Investasi untuk meninjau langsung ruas jalan provinsi tersebut.

Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit yang terjun langsung mendampingi tim tersebut, mengatakan bahwa ia sengaja mengajak rombongan untuk meninjau langsung jalan tersebut agar dapat merasakan sulitnya medan yang ditempuh, sekaligus sebagai bahan untuk bisa dilaporkan ke Menko Maritim dan Investasi.

“Kita berharap seusai melakukan peninjauan ini, pengerjaan jalan bisa dilanjutkan hingga tuntas. Karena ini merupakan urat nadi bagi perekonomian masyarakat,” tuturnya.

Pembangunan ruas jalan Abai Sangir menuju Sungai Dareh sepanjang lintasan 44,10 kilometer ini merupakan salah satu prioritas Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dalam sektor pembangunan infrastruktur, karena daerah itu merupakan pertanian sawit dan karet yang tumbuh kembang disepanjang lintasan rute yang dilalui.

Sebenarnya jika dalam kondisi jalan bagus, Abai menuju Sungai Dareh ini hanya memakan waktu paling lama satu jam. Namun dalam kondisi rusak seperti saat ini, apalagi jika hari hujan, warga harus memakai timpek (perahu mesin) untuk sampai ke Pusat Kabupaten Solok Selatan di Padang Aro atau menuju daerah tetangganya di Sungai Dareh (Dharmasraya).

Atau warga yang tinggalnya lebih dekat ke arah Dharmasraya jika mau ke Padang Aro, atau sebaliknya, harus memutar dahulu melewati Pulau Punjung – Sungai Rumbai – Perkebunan Sawit, atau melalui Sijunjung – Solok, yang memakan waktu hingga 6 – 8 Jam lebih.

Ruas jalan yang berstatus jalan provinsi tersebut berada dalam kondisi rusak parah. Tahun 2019 silam baru diperbaiki 8 km melalui anggaran Kemenko Maritim. Sedangkan sisanya sepanjang 36 Km lebih dalam keadaan rusak parah, dan hanya bisa dilewati dengan kendaraan double gardan. Itupun dilalui dengan susah payah.

Komentar Sahabat

Close
%d blogger menyukai ini: