Solok Selatan, (Radio Teman Sejati)- Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Solok Selatan Yuhendri mengatakan, Solok Selatan diberi target produksi padi oleh Pemprov Sumbar sebanyak 105.170 ton pada 2023, tetapi kemampuan daerah hanya separuhnya sehingga butuh evaluasi kembali.
Pada 2022, katanya, produksi padi Solok Selatan sebanyak 50.487, 43 ton dengan luas tanam 15.028 hektare dan luas panen 12.047,91 hektare dengan produktivitas 4,20 ton per hektare.
Produksi padi Solok Selatan pada 2022 paling tinggi pada Februari yaitu 8.732 ton dan paling rendah terjadi pada September yaitu 1.224 ton.
Sedangkan untuk luas tanam Solok Selatan paling besar di Kecamatan Sangir dengan 4.536 hektare dan paling sedikit di Kecamatan Sangir Balai Janggo yang hanya 43 hektare.
“Ini menjadi tugas kami serta penyuluh lapangan untuk memberikan pemahaman kepada petani untuk budidaya padi dengan usia lebih pendek sehingga bisa panen tiga kali setahun,” ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, mendorong petani setempat agar masa panen padi tiga kali setahun guna meningkatkan produksi serta perekonomian sehingga masyarakat lebih sejahtera.
“Sekarang kami sedang mencoba di Jorong Simancuang dimana sebelumnya masa panen hanya sekali sekarang didorong tiga kali setahun. Ini akan berkelanjutan di kawasan lumbung padi yang ada,” kata Bupati Solok Selatan Khairunas, di Padang Aro, Jumat.
Guna menunjang produksi dan masa panen, katanya, Pemkab membantu pupuk dan bibit.
Dia mengatakan, Dinas Pertanian akan melakukan penelitian apa saja kebutuhan bagi petani di masing-masing Kecamatan sehingga bantuan lebih tepat sasaran.
Solok Selatan, katanya, memiliki 175 penyuluh yang terdiri dari petugas Pemkab dibantu TNI dan Polri.
“Mereka akan melakukan pendataan di lapangan,” katanya.
Masukan dari penyuluh lapangan ini, katanya, akan menjadi pertimbangan oleh pemerintah daerah untuk memberikan bantuan serta program yang pas.
“Pemerintah akan mendorong produksi gabah di kawasan lumbung padi dengan bantuan pupuk dan program yang sesuai,” ujarnya.
Dia mengaku sudah memerintahkan OPD terkait untuk mendata berapa banyak kelompok tani yang ada dan berapa banyak jatah pupuk bersubsidi untuk Solok Selatan.
“Kendala petani selama ini adalah sulitnya pupuk dan harganya juga mahal sehingga bantuan akan berupa pupuk dan akan dikawal sampai ke tingkat bawah,” ujarnya.
-AQ_Rts-